PAGI TADI
pagi tadi, pada genggamku
; cinta terengkuh
; cinta melebur,
namun tak lama
cinta pupus
pada tebasan angin
selayak anai anai yang kutiup
iLan, edit 19.07.09
..
pagi tadi, pada genggamku
; cinta terengkuh
; cinta melebur,
namun tak lama
cinta pupus
pada tebasan angin
selayak anai anai yang kutiup
iLan, edit 19.07.09
..
3 komentar:
puisi ini sebenarnya cukup menarik dan indah bila dilihat dari susunan dan atau bentukkan kalimatnya. namu sayang, kekurangtelitian penyair, menyebabkan kerancuan dalam pesan/makna dari isi puisi pendek itu sendiri.
Disini saya lihat Ilan terjebak dengan bentukan keindahan kalimatnya saja tanpa sadar, antar kalimat tersusut tidak saling mengkait secara kuat, sehingga makna pesan jadi rancu.
mari kita coba kupas :
PAGI TADI
//pada genggamku/ cinta terengkuh,/
cinta melebur,//
pada rangkaian baris kalimat ini, menandakan pagi tadi cinta bisa didapat ( terengkuh ) apa lagi ada kata "genggam" dan melebur ( menandakan cinta sudah ada digengaman penyair, terasa nyata ). Namun kenapa tanpa ada unsur sebab akibat, baris berikutnya seakan cinta yang sudah digengam itu hilang? harusnya kalau ingin menunjukan sebab akibat "hilang" > "
selayak anai anai yang kutiup pagi tadi...." akan lebih bernafas keterkaitannya bila diawali kata " penghantar : tapi,namun,entah kenapa, dll) sebelum masuk pada "cinta lapur pada tebasan angin"
sebab dengan pemilihan diksi "lapur" bila tidak ada kata penghubung seperti yang saya sampaikan diatas, akan membuat pesan/gejolak makna dari puisi ini jadi kabur bin rancu.
andai pemilihan kata "lapur" itu sendiri untuk tujuan simboliktik perlawanan/perjuangan cinta atas segala aral ( yang disimbolikkan penyair dengan tebasan angin), saya rasa pemilihan diksi "lapur ini jadi kurang tepat, sebab "lapur" mempunyai arti harafiah "lapor","bergerak menggelepar".
jadi akan lebih tepat, pakai awalan "me-" agar menjadi bentuk kata kerja aktif " melapur" yang berarti " menyerang ", dan dengan kata bantu penghubung "dan".
pada genggamku cinta terengkuh,
cinta melebur,dan
cinta (me)lapur pada tebasan angin
seperti aku meniup anai-anai di rumahku pada pagi tadi....
Sajak indah dan sebenarnya sangat menarik !
Salam lifespirit!
Kamus kecil :
lapur:1.lapor
2.lapur, berlapur v bergerak-gerak
menggelepar
# melapur : menyerang
Tapi kalau penyair ingin menyiratkan pesan berlawanan (kontradiktif) tentang cinta. bisa seperti ini dengan tetap menjaga keutuhan struktur kata yang sudah dibangun penyair:
PAGI TADI
pada genggamku cinta terengkuh,
cinta melebur, tapi
cinta lapur pada tebasan angin
selayak anai anai yang kutiup pagi tadi....
he..he.. siiipplah..hemm.. ternyata mengulik kata itu sangat menyenangkan ^_^
Posting Komentar