Tanah Desa yang Bukan Desa

kau memintaku, mengajakmu
berjalan-jalan menyusuri trotoar di kota kecilku
tak ada apa-apa, hanya lapangan gundul
yang hijaunya kena tebasan gergaji mesin

lalu ku ajak kau kesungai
dan kuceritakan, dulu..air ini bisa kau minum
tanpa kau didih
tapi kini kau didihpun ia mengendap

kemudian lihat itu,
pondasi-pondasi itu, dulu
adalah hamparan emasyang merunduk
dimana perut-perut nyaman tak berontak

tapi kini

lihat dijalan-jalan,
ah! jangankan di jalan-jalan, lihat didapurku
panci menganggur dan debu menghinggapi
piring tetap bertengger diraknya tungkupun tak berapi

lalu kukatakan
tinggal kami menunggu mata terkatup.


iLan, 04 November2009

0 komentar:

Posting Komentar